Rona Senja di Cove at Batavia

Di salah satu kursi panjang itu saya duduk, memandangi banyaknya orang yang sedang berlalu-lalang, mondar-mandir dengan kesibukannya masing-masing. Saya baru saja mengantarkan keluarga saya pulang kembali ke Jogja. 

Hari itu, pagi yang sibuk, Senin, 20 Juni 2022 di Stasiun Gambir. Perjalanan liburan saya bersama keluarga memang telah usai, tapi perjalanan saya sebagai seorang bujang justru baru saja dimulai.

Masih di keramaian Stasiun Gambir, sambil sesekali memilah foto-foto liburan di ponsel, saya menunggu kedatangan seorang kawan yang sudah sekian lama menunggu.

Akhirnya Kesampaian Juga

Dua puluh menitan saya menunggu, teman saya tersebut menghubungi lewat video call, mengabari kalau dia sudah tiba di parkiran. Saya segera beranjak dari tempat saya duduk dan bergegas menghampirinya.

Hohoho … jabat tangan erat tak terhindarkan lagi. Di atas motor FU dan di balik helm full-face-nya, kami bertukar sapa. Akhirnya bertemu juga.

Sudah dari dulu dia menyuruh saya untuk main ke rumahnya. Sebetulnya saya sudah berniat ke sana saat libur lebaran kemarin, tapi karena waktu yang terbatas, akhirnya saya hanya sempat jalan-jalan di Bandung, tidak bisa sampai ke Jakarta.

Saya segera naik, membonceng di belakangnya.

Langit Jakarta semakin terik, lalu lintasnya juga sudah mulai padat. Tak ingin berlama-lama, kami melesat membelah keramaian jalan, menuju rumahnya yang berada di Cengkareng.

Jalan-Jalan Sore

Waktu siang kami pakai untuk beristirahat. Selepas mengobrol panjang sana-sini dan makan siang, kami tidur. Jakarta saat siang hari kurang bersahabat untuk jalan-jalan. Jadi, ya, daripada tidak ada kegiatan, kami istirahat saja. Sore baru jalan.

Lalu tibalah waktu Ashar … 

Selesai shalat, kami bersiap. Ke mana? Belum tahu.

Tapi kemudian teman saya mengajak pergi ke kawasan PIK (Pantai Indah Kapuk).

Sebagai tamu dan karena juga belum pernah ke sana, saya ikut saja. Sekalian lihat-lihat pantai di Jakarta. Penasaran.

Kembali naik motor FU-nya, tapi kali ini saya yang membawa. Kampret memang. Motor ini jadi terasa kurang ideal untuk saya yang memiliki tinggi 175 cm. Posisi duduknya kurang pas.

Peduli setan, nikmati saja. Kami tetap jalan, merayap di antara kerumunan orang-orang yang baru pulang kerja.

***

Ramai di sepanjang jalan. Beberapa kali saya mesti mengerem mendadak. Bila enggan mengalah, boleh jadi malah hanya akan bikin ribut.

Bunyi klakson terdengar saling menyahut di belakang, tapi perlahan suaranya mulai samar, dan menghilang. Hanya beberapa kali terdengar.

Oh ternyata, kami sudah mulai memasuki kawasan Pantai Indah Kapuk yang memang terkenal wah. Jalanannya lebar-lebar, sebagian besarnya berupa paving block. Makanya lengang di sini. Bisa jalan santai.

Langit sore sedang cerah, hampir tidak ada awan. Cukup silau untuk menghadap ke barat, tapi itu menciptakan pemandangan yang luar biasa di ufuk lainnya. Selain itu, juga bersih dari gedung-gedung tinggi.

bundaran di kawasan Pantai Indah Kapuk
bundaran di kawasan Pantai Indah Kapuk
jalan di Pantai Indah Kapuk
jalan di Pantai Indah Kapuk

Tak lama setelah itu sebetulnya kami sudah kembali melaju, menuju kawasan PIK 2. Namun, karena seperti tak berujung, kami putar balik. Malas saja kalau kesorean.

Di kawasan China Town PIK kami berhenti. Motor disandarkan, lalu berdiri sebentar untuk mengamati sekitar.

Wah, Jakarta rasa Tiongkok, pikir saya. Kental sekali suasana di sini. Bangunan-bangunan berwarna merah mencolok yang berjejer rapi. Pusat kuliner. Pantas saja ramai.

potret menara di China Town Pantai Indah Kapuk saat malam hari
potret menara di China Town Pantai Indah Kapuk saat malam hari

Kami tidak lama di situ. Kembali menaiki motor, lalu jalan.

Saat berputar di bundaran dan mendekati jalan layang, kawan saya tiba-tiba menyuruh saya lewat bawah. Tidak seperti sebelumnya saat kami lewat atas.

Beberapa waktu lalu teman saya pernah datang ke sini, tapi ketika itu belum ada banyak bangunan, bahkan bisa dibilang masih kosong. Berbeda sekali ketika kami mengunjunginya sore itu. Orang-orang, dari banyak arah, berdatangan menuju ke sana.

Ada apa memang?

***

Mengesankan. 

Memang cocok sekali bila kawasan ini dijadikan tempat untuk jalan-jalan sore. Rapi dan sedap dipandang. Kesannya modern tapi santai. Itulah yang kami dapatkan saat masuk ke Cove at Batavia PIK.

Booth/tenant kekinian di kiri-kanan jalan, jajanan yang beraneka rupa, dengan embusan angin sepoi yang kadang bertiup. Sore yang menyenangkan, seperti halnya ketika saya jalan-jalan sore di Kota Lama Semarang.

Inovasi Terkini dari Talassa by GIOI

Baru berjalan sebentar, langkah kami terhenti oleh sebuah pemandangan menarik di salah satu sudut Cove at Batavia: sebuah kapal pinisi. 

Ada sebuah jembatan kayu terbentang bila pengunjung ingin mengunjunginya.

Dan bukan sembarang kapal. Ketika saya mendekat dan bertanya kepada penjaga di pintu jembatan, ternyata kapal pinisi ini adalah sebuah restoran. Kita harus reservasi dulu kalau ingin masuk.

Tepat di balik kapal pinisi tersebut, matahari perlahan mulai tenggelam. Menyiram wajah-wajah para pengunjung dengan semburat cahayanya yang kian meredup. 

Pemandangan yang mengagumkan, juga momen yang tepat untuk mengambil gambar.

Berkejaran dengan waktu, kami berdua segera memfoto kapal pinisi dengan latar belakang matahari terbenam.

Dan setelah beberapa gambar berhasil kami ambil, bersamaan dengan hari yang mulai gelap, kami mengakhiri jalan-jalan sore yang singkat ini dengan perasaan puas.

Jakarta memang tidak pernah kehabisan ide untuk memanjakan para pengunjungnya …

Rekomendasi Tempat Kuliner di Cove at Batavia PIK

Nah, buat kalian yang tertarik main ke sini, ada beberapa rekomendasi tempat kuliner yang patut dicoba. Saya mengutipnya dari artikel milik ruparupa.

  1. Cosmic Dog
Cosmic-dog-tempat-nongkrong-pik-by-Ruparupa
Cosmic Dog | Foto oleh Ruparupa
hotdog-cosmic-dog
hotdog Cosmic Dog | Foto oleh Ruparupa
Cek info lengkapnya di sini.
  1. Pizzza Dealer
Pizzza-dealer-tempat-nongkrong-pik-by-Ruparupa
Pizzza Dealer | Foto oleh Ruparupa
pizzza-dealer-takeawat
take away | Foto oleh Ruparupa
Cek info lengkapnya di sini.
  1. Oyster Dealer
Oyster-dealer-tempat-nongkrong-pik-by-Ruparupa
Oyster Dealer | Foto oleh Ruparupa
half-dozen-oyster-dealer
half dozen Oyster Dealer | Foto oleh Ruparupa
Cek info lengkapnya di sini.
  1. Hot Stuff Chicken
Hot-Stuff-Chicken-photo-by-Ruparupa
Hot Stuff Chicken | Foto oleh Ruparupa
hot-stuff-chicken-pik
Foto oleh Hot Stuff Chicken
Cek info lengkapnya di sini.
  1. Ask for Patty
Ask-for-patty-photo-by-Ruparupa
Ask for Patty | Foto oleh Ruparupa
Burger-BBB-ask-for-patty
Burger BBB | Foto oleh Ask for Patty
Cek info lengkapnya di sini.
  1. Gelato Secrets
Gelato-Secret-photo-by-Ruparupa
Gelato Secret | Foto oleh Ruparupa
gelato-by-gelato-secret-pik
gelato | Foto oleh Gelato Secrets
Cek info lengkapnya di sini.

***

Bagaimana, ingin mencari tongkrongan yang berbeda? Datang saja ke Cove at Batavia!

Saran dari saya pribadi, berkunjunglah di atas pukul 3 sore atau setelah shalat Ashar. Waktu dan suasananya santai.

Oh, ya, siapa tahu bermanfaat, berikut daftar ulasan tempat-tempat yang saya dan keluarga kunjungi pada 16—19 Juni 2022:

Kalian punya rekomendasi tempat wisata kuliner lainnya di Jakarta?

Klik di sini biar traveler lainnya juga bisa ikut baca cerita kalian!


Informasi, Lokasi, dan Ulasan Cove at Batavia PIK

AlamatJl. Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta
Jam BukaSenin—Minggu: 07.0023.00
Harga Tiket MasukGRATIS
Parkir
– MotorGRATIS
– Mobil?
Bila kalian membutuhkan informasi lengkap tentang Cove at Batavia PIK, kunjungi saja akun resmi Instagram mereka.
Kalian bisa melihat ulasan lengkap beserta foto Cove at Batavia PIK di sini.
Artikel SebelumnyaDestinasi Lima Tahun Silam: Tangkuban Perahu
Artikel BerikutnyaKenapa HeHa Sky View Bisa Sedemikian Ramai?

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here