Hari H sudah semakin dekat, tapi saya belum juga memutuskan akan pergi ke mana. Padahal, hanya ada waktu dua hari. Memang sudah niat sejak awal, hanya belum terencanakan saja.
Awalnya sempat terpikir untuk datang ke GIIAS 2023 di Tangerang, kemudian urung karena mempertimbangkan akomodasi, waktu, dsb. Tempat menginap juga belum ada. Khawatir waktu yang ada lebih banyak terbuang di perjalanan, fix saya batalkan walaupun ingin sekali datang.
Tak berselang lama, masih sedang memikirkan destinasi yang akan saya tuju, kolega sekaligus admin saya nge-chat, menyebut nama salah satu kota di Jawa Timur: Malang.
Astaga, jauh sebelum ini pun, bahkan sudah sejak setahun yang lalu saya memang sudah ada rencana main ke Malang. Berkunjung ke saudara di sana, sekaligus untuk pertama kalinya membuat konten destinasi wisata di Jawa Timur. Entah bagaimana sampai bisa lupa dan tidak terpikirkan sama sekali saat itu.
Tanpa banyak ba-bi-bu, saya segera membeli tiket kereta menuju Malang, pulang-pergi. Akhirnya, keinginan yang telah direncanakan jauh-jauh hari, justru diputuskan dalam sekejap. Di waktu-waktu mepet.
Singkat cerita, pukul 21.05, pada 16 Agustus 2023, tepat satu hari sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia 2023, kereta saya berangkat menuju Ngalam.
“Destinasi” Pertama
Tiba 17 Agustus dini hari di Stasiun Malang Kota Baru. Sempat berjalan keliling stasiun karena tidak menemukan pintu keluar, lalu tidak lama sepupu datang menjemput. Saya membonceng, lalu melaju ke rumah tinggalnya.
Paginya, setelah shalat Subuh, kami sempatkan untuk istirahat sebentar. Baru mulai jalan sekitar pukul 6. Hawa di Malang sejuk, cenderung dingin. Memang bikin mampet di awal, tapi tetap nyaman.
Ditemani semburat cahaya pagi yang semakin meninggi, kami berdua menyusuri jalanan permukiman daerah kota, blusukan. Bahasa masih tetap bahasa Jawa, hanya logat dan beberapa kosakatanya yang berbeda.
Sekitar 10 menitan berkendara, kami berhenti di tepi sebuah sungai. Motor dipinggirkan. Di tempat inilah sepupu saya katanya biasa melihat dan menikmati sunrise, kadang-kadang. Sambil menunjukkan sudut di mana pemandangan akan terlihat lebih indah jika matahari terbit dari sana.
Pernah mendengar nama Kali Amprong? Itulah destinasi pertama yang saya kunjungi di kota Malang. Kalian bisa melihat lokasi dan ulasannya di sini.
Ini yang Bikin Alun-Alun Malang Berbeda
Ketika pertama kali mengunjungi suatu kota, biasanya tempat pertama yang akan dituju orang-orang adalah alun-alunnya. Begitu pula dengan saya, yang penasaran seperti apa rupa Alun-Alun Malang.
Mumpung sejalan, kami lanjut jalan menuju alun-alun …
Kami tiba. Oh, ternyata begini rupanya. Cukup luas dan, rimbun. Berseberangan dengan masjid agung seperti pada umumnya, tapi tanpa kehadiran lapas.
Kuliner khas Malang semisal tahu campur dan tahu telur/telor banyak dijajakan di seputar alun-alun. Juga, nasi pecel yang dijual dengan mobil.
Kami berjalan mengitarinya, lalu mulai menuju bagian tengah. Mungkin ini yang membuat alun-alun kota Malang sedikit berbeda dari alun-alun lainnya. Saya sendiri juga baru tahu ada ini di Malang: burung merpati/dara. Banyak sekali. Semakin terlihat keren ketika mereka terbang memutar, seperti di video ini.
Sebetulnya memang sudah ketahuan sejak melihat ada banyak sangkar yang dipasang di sekian banyak sudut alun-alun, tapi jarang ada burung yang bertengger. Hampir semua berkumpul di tengah alun-alun.





Dari sini, kami lanjut ke sebuah destinasi yang, sesuai judulnya, cocok untuk kalian kunjungi ketika kebetulan juga akan main ke Malang, tapi hanya punya waktu satu hari/sebentar.
Terlalu Nyaman, Jauh-Jauh dari Kota Demi Bisa Bermalam di Sini
Rasanya seperti saat saya di Bandung dan main ke Lembang, ketika perlahan kami mulai meninggalkan kota Malang dan berjalan semakin naik ke atas. Membelah jalan permukiman, dengan pemandangan gunung dan langit cerah di depan. Juga hawa sejuk khas dataran tinggi.
Jika di Bandung lebih banyak dijumpai pohon-pohon hutan khas daerah pegunungan, di sepanjang jalan yang kami lewati ini lebih banyak berupa kebun jeruk. Sempat kesasar, meski akhirnya berhasil juga kembali. Pohon pinus dkk. juga lumayan banyak, walau kebun-kebun jeruk masih tetap mendominasi.
Usai melalui jalan yang cukup berbatu, menanjak, dan berkelok, papan penunjuk arah dan gerbang destinasi mulai terlihat. Sebuah bumi perkemahan di Malang, yang meski kami sendiri tidak sempat bermalam di sana. 😀





Kebetulan karena hari itu kami berkunjung di tanggal merah, sejak malamnya sudah ada banyak sekali pengunjung yang bermalam/berkemah di sini. Motor, mobil, sama saja banyaknya. Areanya cukup luas, jadi tidak heran kalau di sini ramai.





Tempat ini, selain sejuk dan teduh, juga dilalui aliran sungai. Ada banyak titik yang nyaman untuk mendirikan tenda, entah itu di bagian bawah yang dekat dengan sungai atau bagian atas yang banyak pepohonan.
Fasilitas yang disediakan juga sudah memadai: mushala, toilet, warung, dll., bahkan juga ada sarana outbond.
Karena berada di dalam sebuah kawasan, kalian tidak perlu khawatir perihal kendaraan. Sudah ada penjaganya di pintu masuk kawasan.
Nah, jadi kalau kalian bingung ingin menghabiskan waktu seharian di Malang untuk apa saja, langsung datang saja ke sini, Bumi Perkemahan Bedengan. Nikmati bermalam di suasana alam yang sejuk dan tenang.
Dari perjalanan jauh menuju Malang, santai dulu sebentar di sini. Baru kemudian mengumpulkan persiapan untuk explore ke tempat-tempat wisata lainnya di Malang.
Di tulisan berikutnya nanti akan saya cantumkan beberapa tempat oleh-oleh dan wisata kuliner di Malang. Sengaja saya sertakan di akhir karena saya sendiri lupa urutan destinasi yang saya kunjungi selama di Malang. Jadi, tunggu, ya. 😉
Selamat berlibur ke Ngalam!
—
Kalian sudah pernah kemah di mana saja di Malang?
Ceritain di sini, yuk!
Informasi, Lokasi, dan Ulasan Bumi Perkemahan Bedengan Malang
Alamat | Jl. Raya Selokerto, Godehan, Selorejo, Kec. Dau, Kab. Malang, Jawa Timur – 65151 |
Jam Buka | 24 Jam |
Harga Tiket Masuk | |
– masuk biasa | Rp10.000 |
– camping | Rp15.000 |
Parkir | |
– Motor | Rp3.000 (masuk biasa) | Rp5.000 (camping) |
– Mobil | Rp10.000 (masuk biasa) | Rp15.000 (camping) |
Cek info lengkap Bumi Perkemahan Bedengan di sini..
Ulasan lengkap dan foto-foto Bumi Perkemahan Bedengan sudah ada semua di sini.