Badan ini sebenarnya sudah terasa lelah, sekembalinya dari kawasan wisata Puncak Suroloyo.
Tapi, rasanya masih terlalu cepat kalau harus langsung balik ke rumah.
Jam yang saat itu baru menunjukkan sekitar pukul 10, membuat kami tergoda untuk kembali meneruskan perjalanan.
Dari puncak dan kembali menuju puncak, kali ini kami mengarah ke selatan โฆ ๐ต
Jalan Menuju Bukit Paralayang: Sesaat โKehilanganโ Tujuan
Sejuknya udara di dataran tinggi perlahan mulai hilang dan berganti dengan hawa panas perkotaan, kira-kira satu jam setelah kami turun dari kawasan wisata Puncak Suroloyo.
Namanya juga naik motor, teriknya matahari siang itu terbagi rata di antara kami. โ๏ธ
Kami memasuki kawasan wisata Pantai Parangtritis menjelang tengah hari.
Maps, yang menjadi alat navigasi kami sejak tadi pagi, mengarahkan kami menuju sebuah pantai yang sebenarnya juga masih terasa asing bagi kami sendiri.
Tempat yang akan kami tuju ini katanya adalah sebuah pantai.
Tapi ketika saya tanyakan kepada ibu-ibu penduduk setempat, beliau menjawab,
โOh, bukan. Di sini enggak ada Pantai Watu Gupit, di sini masih Parangtritis.โ ๐คจ
#kamvretmoment dimulai.
Saya nyalakan ulang lagi Maps, lalu saya ketikkan โWatu Gupitโ saja.
Ternyata, dari area pasar di kawasan wisata Pantai Parangtritis ini, jarak Watu Gupit ada sekira 1 km.
Kalau kamu, terutama yang dari luar Jogja, mau ke sini, sebaiknya langsung saja menuju lokasi. Belanja pernak-perniknya nanti saja. ๐
Yang kami tahu, pada hari-hari tertentu (akhir pekan dan tanggal merah pastinya), para wisatawan akan beramai-ramai mengunjungi Bukit Paralayang Watu Gupit untuk menikmati sunset. ๐
Di Mana Lokasi Bukit Paralayang Watu Gupit Parangtritis?
Pemandangan suram kembali terlihat saat kami semakin mendekati Watu Gupit: tanjakan yang (lagi-lagi) lumayan tinggi.
Ini karena memang Bukit Paralayang Parangtritis ini berada di ketinggian sekitar 900-an mdpl.
Dan karena lokasinya yang berada tidak jauh dari perkampungan warga, jalan di sini relatif sempit; terhitung agak sulit untuk persimpangan mobil. ๐ป
Dari Hotel Queen of The South Resort, kamu masih harus naik lagi, enggak terlalu jauh.
Bukit Watu Gupit sendiri nanti akan kamu jumpai di sebelah kanan jalan (dari bawah).
Tidak ada plang besar atau gerbang papan petunjuk dsb di halaman depanโwaktu itu.
Yang kami ingat, tepat di seberangnya hanya ada tambang pasir kecil.
Area parkirnya sendiri cukup luas, kurang lebih hampir seukuran lapangan tenis, dengan warung-warung khas daerah pantai yang berjejer di sekelilingnya.
Fasilitas di Bukit Paralayang Parangtritis
Cuaca saat itu sedang panas sehingga kami lebih memilih masuk dan beristirahat sejenak di rumah makan yang kebetulan memang berada tepat di bawah Bukit Watu Gupit ini. ๐ฎโ๐จ
Ya, ternyata ia bukan nama pantai, melainkan bukit.
Kalau melihat bentuk bangunannya, rasanya memang lebih pas disebut restoran.
Tapi santai saja, harga makanan dan minumannya masih standar, sekitar Rp15.000โRp25.000 per porsinya.๐๐ป
Menu yang tersedia di resto ini pun adalah sajian khas daerah pinggir pantai: es kelapa muda, gorengan, nasi goreng, dll. ๐ฅฅ
Dan yang paling memuaskan adalah, kebanyakan bangku dan meja makan di sini berada di luar (outdoor), yang menghadap langsung ke Pantai Parangtritis dan birunya Samudra Hindia yang membentang. ๐
Sejarah Wisata Bukit Paralayang Watu Gupit Parangtritis
Langit biru cerah, tidak ada awan.
Beginilah teriknya Watu Gupit di siang bolong pada Jumat, 19 Oktober 2019. ๐ฅต
Sejenak rehat; menyantap nasi goreng, mendoan, dan es kelapa muda sambil menikmati semilir angin pantai, kami penasaran dengan puncak Watu Gupit.
Menaiki anak tangga yang membelah pelataran restoran nan rimbun, sampai juga kami di puncak Watu Gupit yang tidak hanya lapang dan indah, tapi juga berbahaya. ๐ณ
Iya, di tepian puncak yang sedemikian tingginya, tidak ada pagar ataupun pembatas yang mengelilingi. Hanya ada papan peringatan, untuk tidak membuang apa pun ke bawah sana.
Saya sendiri tidak berani walaupun sekadar mendekati tepiannya; kaki sudah gemetar duluan. ๐
Akhirnya, saya berkeliling di Watu Gupit ini, dan menemukan prasasti/monumen, yang bertuliskan …
Di hari yang bersejarah itu, 7 Februari 1993, seorang pemberani bernama Dudy Arief Wahyudi hilang di bawah amukan ombak pantai selatan, setelah ia mendarat darurat di bawah sebuah tebing.
Jasad beliau ditemukan dua hari setelahnya.
Di usianya yang tergolong muda, beliau adalah pelopor dalam dunia paralayang Indonesia, bersama seorang rekannya, Bapak Gendon Subandon.
Bukit Paralayang Watu Gupit yang berlokasi di Parangtritis, Kabupaten Bantul ini menjadi salah satu titik lepas landas bagi para penggemar olahraga paralayang di Indonesia. ๐ช
Sebagaimana persaksian salah seorang warga yang saya temui, ia mengatakan bahwa pada waktu-waktu tertentu, beberapa kali dalam setahun, akan ada festival atau perlombaan paralayang yang diadakan di Bukit Paralayang Watu Gupit, yang menjadi startpoint-nya.
Bagaimana, kamu berani coba paralayang di sini? ๐
Selamat berwisata ๐๐ป
Tempat Menginap Terdekat dari Lokasi Wisata Bukit Paralayang Watu Gupit
- ๐๐ป Daftar penginapan & hotel terdekat di Traveloka
- ๐๐ป Daftar penginapan & hotel terdekat di Tiket.com (di Parangtritis)
- ๐๐ป Daftar penginapan & hotel terdekat di Tiket.com (dekat Pantai Parangtritis)
- ๐๐ป Daftar penginapan & hotel terdekat di Trip.com
Rekomendasi Tempat Wisata Lainnya Buatmu ๐๐ป
- ๐๐ป Rekomendasi tempat wisata di Jogja (DIY)
- ๐๐ป Rekomendasi tempat wisata di Gunungkidul
Kamu Bakal Suka dan Butuh Ini โฌ๏ธ
- ๐๐ป Rekomendasi toko kaos sablon custom & bisa satuan di Jogja
- ๐๐ป Daftar barang perlengkapan traveling untuk pribadi dan keluarga
Informasi, Lokasi, dan Ulasan Bukit Paralayang Watu Gupit Parangtritis
Alamat | Area Hutan, Ds. Giricahyo, Kec. Purwosari, Kab. Gunungkidul, DIY |
Jam Buka | SeninโMinggu: 05.00โ18.30 |
Harga Tiket Masuk | |
Rp10.000 (kawasan Parangtritis) | |
Rp5.000 (Bukit Paralayang) | |
Parkir | |
Motor: Rp3.000 | |
Mobil: Rp5.000 |
Info lengkap ๐๐ป situs resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul.
Silakan ๐๐ป review lengkap wisata Bukit Paralayang Watu Gupit Parangtritis di Google Maps